top of page

Nocturnal Animals Review

  • Writer: Ari W.P
    Ari W.P
  • Oct 13, 2022
  • 4 min read

"You can't just walk away from things all the time." - Edward





Rasanya kutipan ikonik dari film Nocturnal Animals ini cukup menggambarkan the big picture dari film ini. Susan Morrow (Amy Adams), seorang direktur disebuah art gallery ini masih berusaha bertahan dipernikahannya yang terasa hambar. Suaminya, Hutton (Armmie Hammer) selingkuh dan dirinya masih terbayang-bayang dengan kenangan dan rasa rindu akan mantan suaminya, Edward Sheffield (Jake Gyllenhaal).


Alasan Susan bercerai dengan Edward cukup klasik; perselingkuhannya dengan Hutton dan tidak bisa menghargai kerja keras Edward yang dalam proses menggapai mimpinya sebagai penulis buku.


Suatu hari, Edward memberikan Susan manuskrip dari upcoming bukunya yang berjudul 'Nocturnal Animals' yang menjadi metafora hubungan antara Edward dan Susan. Judulnya sendiri merupakan referensi pada julukan Edward kepada Susan yang lebih sering bangun di malam hari. Bukunya menceritakan tentang karakter Tony Hastings (juga diperankan oleh Jake Gyllenhaal) dengan istrinya, Laura Hastings (Isla Fisher) dan anak mereka, India Hastings yang harus berhadapan dengan tiga pemuda random yang dipimpin oleh Ray Marcus (Aaron Taylor-Johnson), yang memaksa Tony harus berpisah dengan keluarganya. Perlu diingat bahwa storyline dari buku Nocturnal Animals ini diambil dari perspektif Susan karena Jake Gyllenhaal mengambil peran ganda, sementara karakter Laura diperankan oleh Isla Fisher yang penampilannya mirip banget sama Amy Adams.


Karena ketegangan dan kesadisan dari buku Nocturnal Animals ini cukup signifikan, Susan jadi terus-terusan kepikiran tentang perilaku-perilakunya terhadap Edward ketika mereka masih bersama. Seringkali lontaran-lontaran menyakitkan keluar dari mulut Susan yang bisa menghancurkan semangat Edward dalam menulis. Susan merasa karakter Laura ini mirip dengannya. Adegan-adegan flashbackpun rapih menyisipi dengan berjalannya storyline dari buku Nocturnal Animals. Ada karakter Bobby Andes (Michael Shannon) yang ikut membantu keluarga Hastings menemukan titik terang dari peristiwa yang mereka alami. Sifat Bobby yang to the point, tidak kenal takut dan garang ini mem-balance out sifat Tony yang takut-takutan dalam mengambil keputusan, tidak suka konfrontasi, dan lemah.


Buku Nocturnal Animals ini adalah kisah pernikahan, hubungan Edward dan Susan yang ditumpahkan dengan metafora-metafora dan simbolisme-simbolisme yang berserakan disetiap halamannya. Tokoh India Hastings berumur 17 tahun, if we do the math, timelinenya cocok dengan waktu dimana Susan berselingkuh dengan Hutton didalam mobilnya yang akhirnya dipergoki Edward. Disitu, Susan sempat berkata bahwa ia ingin mengugurkan kehamilannya, yang berarti Susan sedang mengandung soon-to-be India Hastings. Nocturnal Animals menggambarkan bagaimana kejinya sebuah dunia. Jelek, tidak toleran, tidak semua pertanyaan memiliki jawaban, tidak semua tindakan memiliki alasan. Layaknya kata-kata negatif ini diwujudkan oleh karakter Ray Marcus dan kawan-kawannya.





Selain sifat-sifat dari karakter dunia nyata (Edward, Susan, si Janin), banyak adegan-adegan diawal dan pertengahan film yangn memberikan hint tentang apa yang akan terjadi di scene selanjutnya. Mari kembali balik ke scene diawal film yang menunjukkan belasan wanita overweight yang menari dan melenggokan badannya tanpa sehelai kainpun, yang nantinya akan direferensikan oleh Susan di board meeting-nya sebagai Junk Culture.


Lanjut ke bagaimana Susan sebenarnya tau kalau Hutton selingkuh, namun ia bersikap seolah tidak terjadi apa-apa, tidak mengkonfrontasi suaminya ataupun menanyakan mengapa suaminya berselingkuh. Karena Susan juga sedang mengalami perselingkuhan secara emosional dengan terus mengingat-ngingat kenangannya dengan Edward.


Karena ide utama dari keseluruhan film ini adalah revenge (balas dendam) dengan berbagai bentuk metafora dan simbolisme, agaknya kurang afdol kalau nggak ngebahas metafora-simbolismenya lebih dalam lagi.


Begitu Susan menerima paket manuskripnya Edward, Susan secara tidak sengaja melukai tangannya dengan ujung kertas yang membuat luka kecil. Adegan dan aksi ini menjadi simbolisme dan hint bahwa Edward juga ingin melukai Susan secara fisik, sebelum menyerangnya secara emosional. Kemudian pada adegan flashback-storyline buku, ada sofa merah yang dulunya menjadi saksi bisu ketika Susan dan Edward bertengkar hebat (yang akhirnya lagi-lagi Susan mengeluarkan kata-kata menyakitkan), adalah sofa yang sama ketika Bobby menemukan mayat Indiana dan Laura. Dirasa sebagai simbolisme kalau






Begitupun disaat Susan memutuskan Edward, sempat terlihat sekejap bahwa ada mobil hijau dibelakang Edward yang nantinya akan muncul lagi di storyline buku Nocturnal Animals. Namun, mobil hijau ini sebagai transportasi Ray Marcus dkk. Seolah ingin menyimbolkan kalau mobil hijau ini adalah dimulainya tragedi yang akan menghancurkan baik Susan maupun Edward. Warna hijau yang dipilih juga bisa diartikan sebagai tanda "mulai/melaju" seperti yang ada lampu lalu lintas.







Ada juga karya seni berbentuk lukisan yang bertuliskan "REVENGE" sebelum Susan menyadari bahwa buku karya Edward Sheffield adalah bentuk balas dendamnya. Tom Ford selaku produser utamapun mengakui kalau bagian ini cukup terlalu jelas. Namun lihainya Tom Ford mengimbangi masalah ini dengan melanjutkan scenenya dengan adegan dimana Susan mulai kehilangan fokus, dan berhalusinasi saat melihat video bayi di ponsel rekannya. Seakan mengkonfirmasi bahwa efek balas dendam Edward sudah mulai merambah ke psikologisnya.



Diawal film setelah Susan menyelesaikan art exhibitionnya, Susan sempat melewati sebuah art piece yang dinamai Saint Sebastian, Exquisite Pain karya Damien Hirst. Berbentuk sapi yang seluruh badannya ditancapi puluhan panah. Menurut Hirst, Saint Sebastian Exquisite Pain diinterpretasikan sebagai tindakan brutal namun mulia, Hirst mengambil referensi dari tradisi ikonografi Kristen Barat. Setiap panahnya mengaburkan garis antara nyata dan representasional. Hirst prihatin dengan mengungkapkan bagaimana kerentanan seseorang memungkinkan kita untuk melihat keindahan, terlepas dari apakah itu suram atau transenden (cara berpikir tentang hal-hal yang melampaui apa yang terlihat, yang bisa dirama dan yang dapat ditemukan di alam semesta seperti kepercayaan terhadap Tuhan) , dan kemudian mengekspos pemahaman kita yang dangkal tentang hidup dan mati.





Di akhir buku dan storyline dunia nyata, kita diberikan opsi open-ending, audience bebas mentafsirkan kematian karakter Tony. Ada yang beranggapan kematian Tony sebagai juxtaposition dari Edward yang mulai "hidup" lagi setelah berhasil membalaskan dendamnya pada mantan istrinya, membuktikan kalau pendapat Susan terhadap bukunya salah, dan juga move on, memulai hidupnya yang baru tanpa Susan. Di dunia nyata, bersiap-siap dan berdandan rapih untuk pergi ke sebuah restoran. Dia mengundang Edward untuk menemuinya. Begitu ia terduduk sendirian, ada suara pelayan yang mengatakan "This way sir.." kemudian Susan tersenyum mendengarnya, mengira kalau Edward telah datang. Namun pria tersebut malah duduk dimeja lain. Terakhir, diamnya Susan di restoran yang cukup ramai ini menutup film Nocturnal Animals.



Siapa sangka desainer kelas dunia seperti Tom Ford bisa menggarap film sekeren ini? Film ini menjadi salah satu film thriller favorit gue. Inti ceritanya nggak terlalu muluk-muluk namun juga penuh arti. Konsep balas dendam yang tidak pernah terbayangkan. Penampilan dari aktor-aktrisnya juga pantas mendapatkan standing ovation. Performa Jake Gyllenhaal udah nggak diragukan lagi, Amy Adams yang nggak bisa dianggap remeh karena telah menerima nominasi Oscar sebanyak 5x, dan karakter Bobby Andes yang berhasil menghadiahi Michael Shannon nominasi Best Supporting Actor.


9.5/10

Comments


bottom of page