top of page

The Darjeeling Limited Review

  • Writer: Ari W.P
    Ari W.P
  • Aug 9, 2022
  • 2 min read

Updated: Aug 12, 2022




Disclaimer: Postingan ini mengandung spoiler dari film The Darjeeling Limited karya Wes Anderson.


Berkisah tentang Tiga Whitman bersaudara ini yang mencoba mencari ibunya di India. Sekalian perjalanan spiritual kalau kata Francis (Owen Wilson). Awalnya, Francis ngundang dua saudaranya ini dengan dalih mau memperbaiki hubungan persaudaraan mereka yang sudah renggang setelah kematian ayah mereka. Akhirnya mereka bertemu di kereta bernama the Darjeeling Limited, dan mulai tegur-teguran. Sepanjang perjalanan, mereka mulai menunjukkan kebiasaan dan problematika masing-masing. Mentang-mentang paling tua, Francis jadi suka ngatur banget, lalu ada Peter (Adrien Brody) yang galau terus karena istrinya lagi hamil 7 bulan, sementara Jack (Jason Schwartzman) yang nggak bisa lepas dari kepikiran mantan pacarnya, Alice.


Kalau nonton film garapan Wes Anderson, pasti udah tau gaya jalan cerita dari Anderson ini gimana. Ga ada klimaks tapi somehow kita terus dibuat untuk mengikuti ceritanya sampai akhir. Kalau boleh sok tahu, Wes ini tipe yang kalau udah klik sama pemainya, bakal pake dia-dia lagi. Owen Wilson lagi, Jason Schwartzman lagi. Tapi ini jadi film pertamanya Brody yang bakal dipakai Anderson lagi di The French Dispatch, Fantastic Mr. Fox, dan The Grand Budapest Hotel. Walaupun Bill Murray nggak main jadi pemain utama, setidaknya kita bisa ngeliat Murray lari-larian ngejar kereta diawal film.


Big applause untuk Anderson yang berhasil meng-capture brotherhood dewasa seapik trio Whitman ini. Walaupun setiap Whitman sudah punya identitas dan kebiasaan sendiri yang suka clash satu sama lain, tapi mereka nggak luput dari menunjukkan cintanya dengan cara yang… errr… unik?

Banyak kebiasaan ketika mereka kecil yang diungkit didalam dialog tapi kita nggak mendapat flashback atau backstory secara mendalam di film ini. Tapi cukup membuat kita paham kenapa-ini-begini, kenapa-itu-begitu. Selama berjalannya film, kebiasaan dan sifat buruk tiap Whitman brothers ini yang tadinya useless jadi useful. Peter yang hobinya zoned-out ditengah-tengah aktivitas akhirnya jadi yang paling tanggap untuk menolong anak yang terseret arus. Francis yang ngaturnya kelewatan tapi jadi orang yang paling aman untuk dititipin barang. Jack yang kayaknya kesepian banget sampai harus was-wes-wos dengan mbak-mbak prami (pramugari kereta) bernama Rita yang endingnya tetep aja nyariin Alice. Nggak tau deh Jack ini jadi useful atau tetep useless hahaha.


Kalau sinematografi pasti nggak bakal kecewa dengan karya-karya Anderson yang pastinya memanjakan mata benget. Film drama-komedi ini banyak menyelipkan dry comedy, jadi jangan harap bakal cengengesan terus sepanjang film. Either it’s a pass or smash, you decide.


It’s 8.5/10 from me.

Comments


bottom of page